Jakarta (KABARIN) - Survei terbaru dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama bekerja sama dengan Alvara Strategic Research menunjukkan bahwa generasi muda terutama Gen Z memiliki sikap toleransi beragama yang lebih unggul dibanding Milenial dan Baby Boomers.
Survei Indeks Kualitas Kehidupan Beragama Umat Islam Tahun 2025 ini juga mencatat kemampuan membaca Al Quran Gen Z paling tinggi di antara generasi lainnya.
“Laporan ini idealnya menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan untuk merumuskan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama di tanah air," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama Arsad Hidayat di Jakarta, Rabu.
Arsad menambahkan survei ini selaras dengan visi Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam penguatan sumber daya manusia dan kerukunan sosial. Fokusnya adalah membangun generasi yang unggul sekaligus memperkokoh kerukunan dan cinta kemanusiaan sebagai fondasi stabilitas nasional. Ia menekankan pentingnya menjaga capaian positif Gen Z, terutama dalam aspek toleransi dan literasi keagamaan.
“Penguatan aspek yang sudah baik, seperti toleransi dan literasi kitab suci pada generasi muda, harus terus dikawal agar menjadi karakter permanen bangsa,” kata Arsad.
Peneliti Alvara Strategic Research Lilik Purwandi menyoroti sejumlah indikator positif Gen Z. Pertama, kemampuan membaca Al Quran dengan tartil di kalangan Gen Z tercatat sebesar 56,29, lebih tinggi dibanding Milenial (54,06), Generasi X (53,97), dan Baby Boomers (50,95).
Kedua, Gen Z juga mencatat skor tertinggi dalam indikator toleransi beragama. Dalam hal tidak membubarkan kegiatan keagamaan aliran atau organisasi lain, Gen Z meraih indeks 80,03, lebih unggul dibanding Milenial (78,77), Generasi X (78,97), dan Baby Boomers (78,81).
Secara keseluruhan, indeks pengamalan toleransi Gen Z berada di angka 79,65, hanya sedikit di bawah Generasi X (79,67) dan lebih tinggi dari Milenial (79,07) serta Baby Boomers (78,63). Indikator ini mencakup penerimaan terhadap ibadah agama lain, sikap tidak mencela, tidak melakukan persekusi, dan tidak menyebarkan ujaran kebencian.
“Data ini menunjukkan Gen Z memiliki kedewasaan sikap yang luar biasa dalam menghargai perbedaan. Mereka adalah generasi yang paling menolak praktik persekusi atau pembubaran kegiatan keagamaan pihak lain,” ujar Lilik.
Survei juga mencatat potensi positif di wilayah perkotaan yang didominasi populasi muda. Meskipun indeks dimensi ibadah masyarakat urban (78,38) sedikit lebih rendah dibanding perdesaan (79,37), pemahaman keagamaan yang kuat menjadi modal penting bagi pengembangan spiritual ke depan.
“Gen Z dan Milenial adalah pilar masa depan. Walaupun terdapat tantangan dalam pengamalan ibadah harian, modal intelektual melalui pemahaman Al Quran dan sikap toleransi yang matang merupakan aset besar bagi kohesi sosial,” tambah Lilik.
Survei ini dilakukan secara kuantitatif dengan cakupan nasional, melibatkan 1.208 responden Muslim di 34 provinsi menggunakan metode multistage random sampling dan wawancara tatap muka langsung. Margin of error tercatat 2,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025